Cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah bisa dilakukan dengan treatment kekinian seperti IPL, laser wajah, peeling dan masih banyak lagi, yuk simak selengkapnya dibawah ini!
Hiperpigmentasi kulit terjadi ketika tubuh menghasilkan melanin dalam jumlah berlebihan, yaitu zat pigmen yang bertanggung jawab atas warna kulit. Flek hitam pada kulit ini bisa timbul di bagian tubuh, namun juga bisa terjadi di seluruh tubuh.
Hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain peradangan kulit, paparan sinar matahari berlebihan dan berkepanjangan, penuaan kulit, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB, kehamilan, hemokromatosis (kadar zat besi tinggi), dan penyakit Addison.
Daftar Isi:
Toggle8 Cara Mengatasi Hiperpigmentasi di Wajah
Hiperpigmentasi adalah kondisi multifaktorial. Pemicunya mungkin genetik, metabolik, hormonal, atau lingkungan. Tidak ada terapi khusus yang dapat menyembuhkan penyakit ini sepenuhnya.
Namun, pendekatan multiterapi yang lebih komprehensif dapat memberikan hasil yang luar biasa. Artinya, kamu memerlukan kombinasi perawatan kulit rumahan dan medis. Berikut ini cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah:
1. Face Acid
Face acid atau cairan asam, bermanfaat untuk memperbaiki hiperpigmentasi dengan mengelupas lapisan kulit. Setelah pengelupasan kulit, sel-sel baru akan muncul menggantikan sel-sel kulit lama. Cara ini dapat memperbaiki warna dan tekstur kulit. Adapun kandungan face acid yang terdapat di dalam skincare, yakni:
- Asam alfa hidroksi termasuk asam glikolat, laktat, sitrat, malat, dan asam tartarat.
- Asam Azelat.
- Asam Kojat.
- Asam salisilat.
- Vitamin C dalam bentuk asam l-askorbat.
Disarankan untuk mencari cairan dengan konsentrasi keasaman kurang dari 10%. Karena jumlah yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan efek samping seperti kemerahan, iritasi, atau pengelupasan berlebihan.
2. Retinoid
Cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah selanjutnya adalah dengan retinoid. Retinoid berasal dari vitamin A. Karena sifat molekulnya yang kecil, mereka dapat melewati lapisan kulit di bawah epidermis. Bahan kimia ini bekerja dengan mengubah sintesis melanin kulit, sehingga hiperpigmentasi tidak terlalu terlihat.
3. Peeling
Peeling atau chemical peeling merupakan treatment kecantikan yang hanya bisa dilakukan oleh dokter kulit. Prosesnya melibatkan asam dosis tinggi yang disesuaikan dengan jenis kulit. Cairan ini mengelupas lapisan epidermis dan dermis kulit. Kemungkinan efek samping termasuk kemerahan, sensasi terbakar, infeksi, kulit melepuh, dan reaksi alergi.
Setelah melakukan prosedur, jangan lupa gunakan tabir surya setiap hari. Tujuannya untuk melindungi kulit dari meningkatnya tanda-tanda hiperpigmentasi.
Apalagi terapi ini meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari. Karena itu, prosedurnya tidak disarankan bagi orang yang bekerja atau sering melakukan aktivitas di bawah sinar matahari langsung.
4. Laser Wajah
Cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah selanjutnya adalah dengan treatment laser. Caranya yaitu dengan menyuntikkannya langsung ke area kulit yang bermasalah. Metode ini diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu ablatif dan non-ablatif.
Laser yang paling efektif adalah laser ablatif, karena dapat mengelupas lapisan kulit. Sebaliknya, teknik non-ablatif hanya menargetkan lapisan dermis untuk merangsang pembentukan kolagen dan menutupi tanda-tanda hiperpigmentasi.
5. Intense Pulse Light (IPL)
Terapi IPL adalah salah satu bentuk perawatan laser non-ablatif (fraksional). Terapi yang dikenal dengan nama photofacial ini merangsang perkembangan kolagen di lapisan dermis. Hasilnya dapat dilihat dalam beberapa sesi.
IPL digunakan untuk menyembuhkan hiperpigmentasi, menghaluskan kerutan, dan mengecilkan pori-pori. Biasanya pasien dengan kulit terang menghasilkan hasil yang lebih cepat.
6. Mikrodermabrasi
Cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah selanjutnya adalah melalui mikrodermabrasi. Mikrodermabrasi ini hanya merawat epidermis. Selama prosedur, dokter akan mengelupas kulit dengan peralatan genggam seperti sikat kawat atau bahan abrasive.
Lapisan epidermis dihilangkan dengan menggesekkan alat tersebut secara cepat ke seluruh kulit. Perawatan ini efektif menghilangkan hiperpigmentasi yang disebabkan oleh bekas luka atau jerawat.
7. Dermabrasi
Dermabrasi juga menghilangkan epidermis, namun efeknya meluas hingga ke dermis. Proses ini digunakan tidak hanya untuk meringankan hiperpigmentasi, tetapi juga untuk menghaluskan kerutan dan masalah lainnya, seperti:
- Bekas jerawat.
- Bintik-bintik penuaan.
- Bekas luka cacar air.
- Kerusakan kulit akibat sinar matahari.
- Gunakan Krim Pelembab
Cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah selanjutnya adalah dengan menggunakan krim pelembab. Krim yang tersedia di pasaran atau dengan resep dokter juga bisa menjadi pilihan. Pilih produk dengan hidroquinon dan tretinoin. Kombinasi keduanya terbukti efektif mencerahkan kulit.
Krim dengan kandungan gliserin, asam hialuronat, dan retinol juga bisa menjadi pilihan. Kombinasi zat ini mampu meningkatkan pembaharuan sel kulit dan mencerahkan kulit. Namun, kamu harus berhati-hati dengan kandungan tretinoin karena efeknya dapat membahayakan janin.
8. Melindungi Kulit dari Sinar Matahari
Cara paling efektif untuk mengatasi hiperpigmentasi adalah dengan menggunakan tabir surya berspektrum luas secara teratur. Dengan faktor perlindungan matahari (SPF) 30 atau lebih tinggi, setiap hari. Bahkan pada hari berawan atau hujan.
Radiasi ultraviolet dapat merangsang produksi pigmen sehingga membuat area gelap menjadi lebih gelap. Oleh karena itu, kamu harus mengoleskan tabir surya ke area kulit yang terbuka setiap hari.
Selain itu, sebaiknya hindari keluar rumah antara jam 10 pagi dan 2 siang, disaat matahari paling terik. Jika kamu perlu keluar rumah, kenakan topi bertepi lebar untuk melindungi kepala, wajah, telinga, dan leher.
Kabar baiknya, ada Fabella Beauty Clinic yang menawarkan berbagai treatment berteknologi canggih yang langsung ditangani oleh dokter profesional, sehingga cara mengatasi hiperpigmentasi di wajah dapat terselesaikan dengan aman, nyaman dan cepat.